Bacajuga: Jenis Limbah dan Pengolahan Air Limbah. Jakarta - Mulai limbah rumah tangga, hingga aktivitas pabrik yang banyak mengeluarkan limbah. Kamu dapat mencoba proses pengolahan limbah keras secara sederhana seperti langkah-langkah di bawah ini: Baca juga: Pentingnya Kuasai Matematika untuk Kehidupan, Siswa Wajib Tahu. 1. Pemilahan

Indonesia merupakan negara dengan sistem sanitasi pengelolaan air limbah domestic terburuk ketiga di Asia Tenggara setelah Laos dan Myanmar ANTARA News, 2006 . Menurut data Status Lingkungan Hidup Indonesia tahun 2002, tidak kurang dari m3 / hari limbah rumah tangga dibuang langsung ke sungai dan tanah, tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu. 61,5 % dari jumlah tersebut terdapat di Pulau Jawa. Pembuangan akhir limbah tinja umumnya dibuang menggunakan beberapa cara antara lain dengan menggunakan septic tank, dibuang langsung ke sungai atau danau, dibuang ke tanah , dan ada juga yang dibuang ke kolam atau pantai. Di beberapa daerah pedesaan di Indonesia, masih banyak dijumpai masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan dengan sanitasi yang sangat minim. Masih sering dijumpai sebagian masyarakat yang membuang hajatnya di sungai karena tidak mempunyai saluran pembuangan khusus untuk pembuangan air limbah rumah tangga maupun air buangan dari kamar mandi. Bahkan terkadang masih dijumpai masyarakat yang membuang hajatnya di pekarangan rumahnya masing-masing. Hal ini terjadi selain disebabkan karena factor ekonomi, faktor kebiasaan yang sulit dirubah dan kualitas pendidikan yang relative rendah dari masyarakat pun memang sangat berpengaruh besar terhadap pola hidup masyarakat. Berdasarkan perkiraan WHO/ UNICEF, sekitar 60 persen penduduk di kawasan pedesaan di Indonesia kekurangan akses terhadap sarana sanitasi yang pantas. Kegiatan mandi dan mencuci pakaian di sungai serta buang air besar di tempat terbuka membuat orang mudah terpapar penyakit, mengontaminasi air tanah dan permukaan, dan menurunkan kualitas tanah dan tempat tinggal. Perempuan dan anak-anak berada dalam risiko. 1. PENGERTIAN SANITASI Sanitasi adalah bagian dari system pembuangan air limbah, yang khususnya menyangkut pembuangan air kotor dari rumah tangga, dapat juga dari sisa-sisa proses industry, pertanian, peternakan dan rumah sakit sector kesehatan. Sanitasi juga merupakan suatu usaha untuk memberikan fasilitas di dalam rumah yang dapat menjamin agar rumah selalu bersih dan sehat. Tentunya tang ditunjang penyediaan air bersih yang cukup, dan pembuangan air kotoran yang lancar. 2. AIR LIMBAH Air Limbah adalah air buangan yang dihasilkan dari suatu proses pruduksi industri maupun domestik rumah tangga, yang terkadang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Dalam konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negative terhadap lingkungan tertutama kesehatan manusia sehingga dilakukan penanganan terhadap limbah. Air kotor adalah air bekas pakai yang sudah tidak memenuhi syarat kesehatan lagi dan harus dibuang agar tidak menimbulkan wabah penyakit Beberapa hal yang berkaitan dengan pengertian dan kegiatan yang berhubungan dengan limbah cair menurut PP 82 tahun 2001 yaitu 1. Air adalah semua air yang terdapat diatas dan dibawah permukaan tanah, kecuali air laut dan fosil. 2. Sumber air adalah wadah air yang terdapat diatas dan dibawah permukaan tanah, seperti, mata air, sungai, rawa, danau, waduk, dan muara. 3. Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjamin kualitas tetap dalam kondisi alamiahnya. 4. Pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air. 5. Pencemaran air adalah masuknya makhluk hidup, zat, energy, dan atau komponen lain kedalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. 6. Limbah cair adalah sisa dari sutu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. 7. Baku mutu limbah cair adalah, ukuran batas atau kadar unsure pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam limbah cair yang akan dibuang atau dilepas kedalam sumber air dari suatu usaha atau kegiatan. 3. ALAT PEMBUANGAN AIR KOTOR Alat pembuangan air kotor dapat berupa - Kamar mandi, washtafel, keran cuci - WC - Dapur Air dari kamar mandi tidak boleh dibuang bersama sama dengan air dari WC maupun dari dapur. Sehingga harus dibuatkan seluran masing-masing. Diameter pipa pembuangan dari kamar mandi adalah 3” 7,5 cm, pipa pembuangan dari WC adalah 4”10 cm, dan dari dapur boleh dipakai diameter 2”5cm. pipa pembuangan dapat diletakkan pada suatu “shaft”, yaitu lobang menerus yang disediakan untuk tempat pipa air bersih dan pipa air kotor pada bangunan bertingkat untuk memudahkan pengontrolan. Atau dapat dipasang pada kolom-kolom beton dari atas sampai bawah. Setelah sampai bawah, semua pipa air kotor harus merupakan saluran tertutup di dalam tanah agar tidak menimbulkan wabah penyakit dan bau tak sedap. Dibawah lantai, semua pipa sanitasi diberi lobang control, yang sewaktu-waktu dapat dibuka bila terjadi kemacetan. 4. JENIS-JENIS UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH a. SEPTICTANK Sistem septic tank sebenarnya adalah sumur rembesan atau sumur kotoran. Septic tank merupakan sitem sanitasi yang terdiri dari pipa saluran dari kloset, bak penampungan kotoran cair dan padat, bak resapan, serta pipa pelepasan air bersih dan udara. Hal-hal yang yang harus diperhatikan saat pembangunan septic tank agar tidak mencemari air dan tanah sekitarnya adalah 1. jarak minimal dari sumur air bersih sekurangnya 10m. 2. untuk membuang air keluaran dari septic tank perlu dibuat daerah resapan dengan lantai septic tank dibuat miring kearah ruang lumpur. 3. septic tank direncanakan utuk pembuangan kotoran rumah tangga dengan jumlah air limbah antara 70-90 % dari volume penggunaan air bersih. 4. waktu tinggal air limbah didalam tangki diperkirakan minimal 24 jam. 5. besarnya ruang lumpur diperkirakan untuk dapat menampung lumpur yang dihasilkan setiap orang rata-rata 30-40 liter/orang/tahun dan waktu pengambilan lumpur diperhitungkan 2-4 tahun. 6. pipa air masuk kedalam tangki hendaknya selalu lebih tinggi kurang lebh cm dari pipa air keluar. 7. septic tank harus dilengkapi dengan lubang pemeriksaan dan lubang penghawaan untuk membuang gas hasil penguraian. Agar septic tank tidak mudah penuh dan mampat, awet dan tahan lama perlu diperhatikan hal berikut 1. Kemiringan Pipa Kemiringan pipa menentukan kelancaran proses pembuangan limbah. Selisih ketinggian kloset dan permukaan air bak penampung kotoran minimal 2 %, artinya setiap 100cm terdapat perbedaan ketinggian 2cm. 2. Pemilihan Pipa yang tepat Pipa saluran sebaiknya berupa PVC. Ukuran minimal adalah 4 inchi. Rumah yang memiliki jumlah toilet yang banyak sebaiknya menggunakan pipa yang lebih besar. Perancangan saluran diusahakan dibuat lurus tanpa belokan, karena belokan atau sudut dapat membuat mampat. 3. Sesuaikan Kapasitas Septic tank Untuk rumah tinggal dengan jumlah penghuni empat orang, cukup dibuat septic tank dengan ukuran bak endapan dan sumur resapan bias dibuat dengan ukuran 1x1x2m. semakin banyak penghuni rumah maka semakin besar ukuran yang dibutuhkan. 4. Bak Harus Kuat dan Kedap Air Septic tank harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap korosi, rapat air dan tahan lama. Konstruksi septic tank harus kuat menahan gaya-gaya yang timbul akibat tekanan air, tanah maupun beban lainnya. PROSES AIR LIMBAH DARI WC SAMPAI KEMBALI KE DALAM TANAH Limbah dari WC melalui saluran, masuk ke septictank untuk diendapkan dan di saring, kemudian dialirkan ke Drain Field sehingga dapat masuk ke dalam air tanah. b. SUMUR RESAPAN Sumur Resapan Air merupakan rekayasa teknik konversi air yang berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang digunakan sebagai tempat penampung air hujan diatas atap rumah dan meresapkannya ke dalam tanah. Konstruksi Sumur Resapan Air SRA merupakan alternatif pilihan dalam mengatasi banjir banjir dan menurunnya permukaan air tanah pada kawasan perumahan, karena dengan pertimbangan 1. Pembuatan konstruksi SRA tidak memerlukan biaya besar. 2. Tidak memerlukan biaya yang besar. 3. Bentuk konstruksi SRA sederhana Manfaat pembangunan Sumur Resapan Air antara lain 1. Mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga mengurangi terjadinya banjir dan erosi. 2. Mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air 3. mencegah menurunnya lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang berlebihan. Sumber Data
4 Membuat Sistem Pengolahan Air Limbah atau SPAL. sederhana di rumah untuk menangani buangan limbah (non black water). Dengan sistem ini dibutuhkan dua buah bak, yaitu bak pengumpul dan tangki resapan. Pada bak pengumpul, diberi ruang yang berguna sebagai penangkap sampah, pasir dan minyak. 0% found this document useful 0 votes179 views9 pagesDescriptionSistem IPAL sederhana untuk rumah tanggaCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsPDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes179 views9 pagesPengolahan Air Limbah Rumah Tangga SederhanaJump to Page You are on page 1of 9 You're Reading a Free Preview Pages 5 to 8 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.

Untukmenghitung debit air limbahnya dapat dilakukan dengan 2 cara: - Perhitungan berdasar debit air limbah domestik perkapita = 150 lt/orang/hari Contoh : 124 Jumlah orang yang buang air limbah : 2000 orang. Perbandingan air limbah : air gelontor : 1 : 1,25. q air limbah domestik : 150 x 2000 = 300.000l/hr.

Wahyu Hardi Cahyono, MS - Kabid. Pengawasan Februari 2020 Pencemaran Lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energy, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kulitas lingkungan menurun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya Undang Undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982. Salah satu permasalahan yang ada di kota Banjarmasin adalah terjadinya penurunan kualitas air. Penurunan kualitas air ini disebabkan oleh masuknya beberapa sumber pencemar seperti aktivitas limbah cair Rumah Tangga domestik dari kegiatan MCK. Selain aktivitas Rumah tangga faktor penyebab penurunan kualitas air disebabkan hasil dari kegiatan dan/atau usaha, industri, kegiatan pertanian dan budidaya perikanan. Kondisi ini ditambah lagi dengan masuknya komponen hasil kegiatan di daerah Hulu yang masuk ke perairan sungai yang ada di kota Banjarmasin. Status Mutu air yang ada di kota Banjarmasin berdasarkan hasil perhitungan Status Mutu Air Kota Banjarmasin pada tahun 2018 sebesar –106,25 atau di kategori Tercemar Berat. Sumber Data Primer Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin, 2018. Dari hasil pemantauan kualitas air sungai kota Banjarmasin tahun 2018 ditemukan parameter kualitas air yang dipantau adalah parameter detergen, dimana semua sungai yang diambil samplingnya menunjukkan angka di atas nilai baku mutu yang ditetapkan yaitu 200 mg/liter. Permasalahan tersebut di atas dipengaruhi antara lain berdasarkan kondisi saat ini dari hasil pengamatan di lapangan banyak kegiatan usaha, sedangkan pemahaman masyarakat dan pelaku usaha tentang pentingnya pengendalian dampak lingkungan masih rendah dan masih belum optimalnya komitmen pelaku usaha dalam pengendalian dan pengelolaan lingkungan yang tentunya berdampak pada perbaikan kualitas pengelolaan lingkungan hidup. Disamping itu pula salah satu sumber dari penurunan kualitas air sungai adalah disebabkannya dari limbah domestik yang tidak melalui pengolahan terhadap air limbahnya sedangkan upaya penegakan hukum, penyelesaian sengketa dan konflik pengelolaan lingkungan hidup pada saat ini belum begitu optimal sehingga pelanggaran terhadap norma-norma hukum lingkungan masih kerap terjadi, kerjasama antar instansi/lembaga terkait dan pengawasan penaatan pengelolaan lingkungan pada saat ini juga belum optimal dilaksanakan, karenanya peningkatkan kapasitas dan peran serta masyarakat harus diupayakan. Salah satu indikatornya adalah peningkatan pengetahuan dan perubahan pola berpikir Mind Set yang kreatif serta inovatif, Caranya dengan melakukan perubahan yang cepat dan tepat sasaran, inilah yang menjadi suatu tantangan untuk melakukan perubahan memunculkan ide ide atau gagasan perubahan untuk menganalisa permasalahan dengan solusi perubahan yaitu membuat rencana peningkatan pembinaan pengendalian pencemaran dan peran serta pelaku usaha dalam pencegahan dampak lingkungan dengan pola peningkatan kepedulian melalui komitmen pelaku usaha sebagai penghasil limbah domestik untuk mengolah air limbah hasil kegiatan usahanya. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dapat digambarkan bahwa tingkat pemahaman masyarakat dan pelaku usaha tentang pentingnya pengelolaan limbah cair masih rendah dan peran serta masyarakat dan pelaku usaha belum berdampak pada perbaikan kualitas pengelolaan lingkungan hidup, terlebih pada saat ini jasa usaha yang menghasilkan limbah cair domestik semakin berkembang diantaranya adalah Rumah makan dan jasa usaha Laundry. Pada kegiatan warung makan, restoran banyak menghasilkan limbah cair domestik dimana jika tidak ada pengolahan air limbahnya tentu akan terjadi pencemaran air yang ujung ujungnya akan mengalir ke lingkungan demikian pula dengan usaha laundry karena limbah cair buangannya mengandung hasil pencucian dengan menggunakan detergen. Setiap pelaku usaha dituntut untuk menunjukkan komitmennya dalam pengelolaan lingkungan agar tidak terjadi pencemaran lingkungn akibat kegiatan usahanya. Komitmen ini dituangkan dalam suatu dokumen lingkungan sebagai tanggung jawab moral dan mengikat secara hukum baik itu dokumen AMDAL jika kegiatan usahanya berdampak besar dan penting atau dokumen UKL-UPL serta SPPL surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup bagi kegiatan usaha yang tidak berdampak penting namun tetap dilakukan upaya pengelolaan lingkungan terhadap kegiatan usahanya. Berikut ini salah satu inovasi pengolah air limbah domestik yang dihasilkan dari kegiatan rumah makan dan laundry berupa pengolahan air limbah dengan alat sederhana yaitu menggunakan penyaringan air limbah dengan bahan bahan yang dapat mengikat limbah cair yaitu berupa dua bak/tabung yang dilengkapi dengan bahan penyaring yaitu 1. Ijuk kelapa 2. Pasir 3. Batu Zeolit 4. Karbon aktif. Pengolahan air limbah domestik sistem on site dengan cara sederhana Bahan Ijuk dari kelapa Pasir semua Jenis pasir bisa digunakan Karbon Aktif atau bisa juga dipakai arang dari kayu atau tempurung yang sudah dijemur Batu Zeolit Cara Kerjanya Buat 2 dua Bak A dan Bak B dari semen dengan ukuran/volume 1 m2 atau 1,5 m2 Bak A disusun bahan bahan sebagai berikut ketebalan setiap lapisan antara 10 sd 20 cm lapisan bawah lapisan 4 Batu Zeolit di atasnya lapisan 3 karbon aktif di atasnya Lapisan 2 Pasir di atasnya lapisan 1 Ijuk Bak B disusun bahan bahan sebagai berikut lapisan bawah lapisan 4 Ijuk lapisan di atasnya Lapisan 3 Karbon aktif lapisan di atasnya lapisan 2 Pasir lapisan di atasnya lapisan 1 Batu Zeolit taburkan tawas di atasnya sedikit Bak A dihubungkan dengan Bak B menggunakan pipa di bagian bawah bak A dan Bak B. Air limbah yang masuk pada Bak A akan mengalir ke Bak B setelah melewati filter beberapa bahan tadi dan setelah melalui bak B air keluar dengan sistem Over flow limpasan dan air yang dikeluarkan sudah menjani jernih. Foto bahan dan alat yang digunakan Model Mini dan hasil pengolahan air limbahnya Airlimbah adalah cairan buangan dari rumah tangga, industri maupun tempat - tempat umum lain yang mengandung bahan - bahan yang dapat membahayakan kehidupan manusia maupun mahluk hidup lain serta mengganggu kelestarian lingkungan (Metcalf & Eddy, 2003). Air limbah domestik merupakan salah satu sumber pencemar terbesar
– Air merupakan komponen penting yang dibutuhkan manusia untuk menunjang kehidupan sehari-hari, seperti mandi, memasak, dan mencuci. Setelah dipakai untuk menunjang kegiatan tersebut, air pun menjadi limbah karena telah terkontaminasi dengan zat kimia, biologis, dan organik. Apabila tidak diolah dengan baik sebelum dibuang ke lingkungan, air limbah domestik ini bisa berbahaya bagi ekosistem dan kesehatan menghindari hal tersebut, Anda harus bertanggung jawab terhadap pengelolaan air limbah domestik. Caranya, dengan menggunakan sistem pengelolaan air limbah. Lantas, apa saja sistem pengelolaan air limbah yang kerap digunakan untuk mengolah air limbah domestik? Berikut penjelasannya. 1. Septic tank Septic tank merupakan sistem pengelolaan air limbah yang umum digunakan dalam skala rumah tangga. Pasalnya, sistem ini mudah dipasang dan tidak memerlukan listrik sehingga dinilai hemat. Selain itu, perawatan sistem ini juga tidak tank menggunakan bakteri anaerobik dalam pengolahannya. Bakteri ini akan menguraikan bahan organik, seperti sisa makanan, kotoran, dan lemak, menjadi senyawa yang lebih sederhana. Proses ini memakan waktu sekitar 2-3 hari. Perlu diingat, septic tank tidak bisa menguraikan air limbah kimia domestik, seperti air dari sabun, sampo, deterjen, cairan pembersih, dan obat-obatan. Sebab, zat kimia yang terkandung dalam air limbah kimia bisa membunuh bakteri-bakteri pengurai air limbah pada septic tank. Jadi, jangan biarkan air limbah kimia mengalir ke septic tank, ya. 2. Biofilter Sesuai namanya, sistem ini menitikberatkan pengolahan air limbah domestik dengan penyaringan. Saat masuk ke tangki, air akan melewati filter kasar yang menyaring seluruh partikel padat yang terkandung dalam air. Kemudian, air yang telah terfiltrasi akan disaring kembali dan diuraikan oleh mikroorganisme, seperti bakteri aerobik dan anaerobik, fungi, protozoa, dan cacing tanah. Air akan dipecah menjadi senyawa yang lebih sederhana, seperti mineral, air, dan karbon dioksida. Baca juga Begini Kelebihan dan Cara Kerja Septic Tank Biofilter Setelah penyaringan selesai, air siap dibuang ke lingkungan. Air hasil filtrasi juga bisa digunakan kembali.
Berikut2 sistem yang perlu Anda ketahui dalam dalam instalasi pengolahan air limbah komunal. 1. Sistem Anaerob. Sistem anaerob merupakan sebuah instalasi pengolahan limbah rumah tangga menggunakan bakteri pengurai untuk proses pengolahannya. Selain menggunakan bakteri untuk mengurai limbah, sistem yang satu ini juga memanfaatkan gravitasi.
ArticlePDF AvailableAbstractDomestic wastewater from non toilets is referred to as grey wastewater, domestic wastewater from bathing, washing and from the kitchen. Incubator Bisnis INBIS Permata Bunda is a forum for the application of entrepreneurial skills apprenticeship for people with disabilities residing in Kampung Aren, Bontang City, East Kalimantan. Grey wastewater treatment at INBIS Permata Bunda with a grease trap, filtration, sedimentation, anaerobic biofilter, aerobic biofilter, sedimentation and control. The research objective was to determine the effectiveness of INBIS Domestic WWTP to reduce organic pollutant loads based on the quality standard parameters of domestic wastewater from the Minister of Environment and Forestry Regulation of 2016 those are the parameters of pH, BOD, COD, TSS, fatty oil, ammonia, and total coliform. The domestic wastewater treatment process for grey wastewater has a reduced effectiveness ranging from - and has met the quality standards for the parameters, pH, BOD, COD, ammonia, fatty oil, and total coliform, but for TSS parameters and total coliform needs operational evaluation. Grey waterwater from the INBIS domestic wastewater treatment plant has the potential to become an alternative water source for watering plants afforestation if the processing results are in accordance with quality standards. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Serambi Engineering, Volume V, No. 4, Oktober 2020 hal 1306 - 1312 1306 p-ISSN 2528-3561 e-ISSN 2541-1934 Efektivitas Pengolahan Air Limbah Domestik Grey Water Dengan Proses Biofilter Anaerob dan Biofilter Aerob Studi Kasus IPAL INBIS Permata Bunda, Bontang Muhammad Busyairi1*, Nikita Adriyanti2, Abdul Kahar3, Dian Nurcahya4, Sariyadi5, Tathok D Hudayana6 1,3,5,6Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman Jalan Sambaliung Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia 2,4Departemen Corporate Social Responsibility, PT. Pupuk Kaltim, Kota Bontang, Kalimantan Timur, Indonesia *Koresponden email busyairi22 Diterima 16 September 2020 Disetujui 2 Oktober 2020 Abstract Domestic wastewater from non toilets is referred to as grey wastewater, domestic wastewater from bathing, washing and from the kitchen. Incubator Bisnis INBIS Permata Bunda is a forum for the application of entrepreneurial skills apprenticeship for people with disabilities residing in Kampung Aren, Bontang City, East Kalimantan. Grey wastewater treatment at INBIS Permata Bunda with a grease trap, filtration, sedimentation, anaerobic biofilter, aerobic biofilter, sedimentation and control. The research objective was to determine the effectiveness of INBIS Domestic WWTP to reduce organic pollutant loads based on the quality standard parameters of domestic wastewater from the Minister of Environment and Forestry Regulation of 2016 those are the parameters of pH, BOD, COD, TSS, fatty oil, ammonia, and total coliform. The domestic wastewater treatment process for grey wastewater has a reduced effectiveness ranging from - and has met the quality standards for the parameters, pH, BOD, COD, ammonia, fatty oil, and total coliform, but for TSS parameters and total coliform needs operational evaluation. Grey waterwater from the INBIS domestic wastewater treatment plant has the potential to become an alternative water source for watering plants afforestation if the processing results are in accordance with quality standards. Keywords biofilter anaerob, biofilter aerob, grey water, inkubator bisnis, Kampung Aren Abstrak Air limbah domestik non toilet/kakus disebut sebagai grey water, yang merupakan air limbah domestik berasal dari air mandi, air cuci dan air dari dapur. Inkubator Bisnis INBIS Permata Bunda merupakan wadah pengaplikasian keterampilan wirausaha bagi penyandang disabilitas yang berada di Kampung Aren Kota Bontang Kaltim. Pengolahan air limbah domestik grey water pada INBIS Permata Bunda dengan unit pengolahan pemisah lemak grease trap, filtrasi, sedimentasi, biofilter anaerob, biofilter aerob, sedimentasi akhir dan bak kontrol. Tujuan penelitian untuk mengetahui efektivitas IPAL Domestik INBIS untuk mereduksi beban pencemar organik berdasarkan parameter baku mutu limbah domestik dari Peraturan Menteri Lingkungnan Hidup dan Kehutanan Tahun 2016 yaitu parameter pH, BOD, COD, TSS, Minyak Lemak, Amoniak dan Total Coliform. Proses pengolahan air limbah domestik untuk air limbah grey water memiliki efektivitas reduksi berkisar antara 56,73% - 97,65% dan telah memenuhi baku mutu untuk parameter, pH, BOD, COD, Amoniak, Minyak Lemak dan Total Coliform, namun untuk parameter TSS dan Total Coliform perlu evaluasi operasional. Air limbah domestik grey water dari hasil pengolahan IPAL Domestik INBIS berpotensi menjadi sumber air alternatif untuk penyiraman tanaman penghijauan jika hasil pengolahan telah sesuai dengan baku mutu. Kata Kunci biofilter anaerob, biofilter aerob, limbah domestik non toilet, inkubator bisnis, Kampung Aren 1. Pendahuluan Fasilitas tempat tinggal, penyediaan air bersih dan fasilitas air buangan/limbah domestik merupakan indikator status kesehatan lingkungan pemukiman masyarakat atau disebut sanitasi lingkungan [1]. Permasalahan umum kondisi sanitasi tersebut adalah 46,7% berasal dari fasilitas limbah Serambi Engineering, Volume V, No. 4, Oktober 2020 hal 1306 - 1312 1307 p-ISSN 2528-3561 e-ISSN 2541-1934 domestik rumah tangga dan berpotensi mencemari perairan umum [2]. Kebutuhan air yang berhubungan dengan aktivitas hidup sehari-hari manusia merupakan sumber air limbah domestik [3] tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik. Kontribusi air limbah domestik dari rumah tangga terhadap pencemaran air permukaan adalah 78,9%, untuk wilayah komersil/toko dan perkantoran 13,1%, dan kontribusi air limbah dari industri 8%, beban pencemar untuk polutan organik terbesar adalah 73,4% yang berasal dari rumah tangga [4]. Air limbah domestik non toilet/kakus disebut sebagai grey water, yang merupakan air limbah domestik berasal dari air mandi, air cuci dan air dari dapur [5]. Inkubator Bisnis INBIS Permata Bunda merupakan wadah pengaplikasian keterampilan wirausaha magang bagi penyandang disabilitas yang berada di Kampung Aren Kota Bontang Kaltim. Melalui program magang/pelatihan INBIS Permata Bunda diharapkan penyandang disabilitas yang merupakan lulusan dari Sekolah Luar Biasa di Kota Bontang dapat mandiri dalam dan ikut berperan untuk pemenuhan kebutuhan kerja. Aktivitas INBIS Permata Bunda merupakan lanjutan pendidikan siap kerja non formal bagi penyandang disabilitas pasca SLB. Kebutuhan air bersih untuk mendukung operasional INBIS Permata Bunda bersumber dari air PDAM, dengan kebutuhan rata-rata adalah 53,25 m3/perbulan. Air bersih yang telah menjadi air limbah tersebut berpotensi mencemari Sungai Api-Api yang berada disisi selatan dari INBIS Permata Bunda dan potensi pencemaran tersebut berasal dari limbah domestik grey water. Pengolahan limbah cair domestik atau grey water pada INBIS Permata Bunda telah dilengkapi IPAL Instalasi Pengolahan Air Limbah dengan unit pengolahan pemisah lemak grease trap, filtrasi, sedimentasi, biofilter anaerob, biofilter aerob, sedimentasi akhir, dan bak kontrol, dengan kombinasi proses pengolahan air limbah secara fisik, biologi dan kimia. Hasil pengolahan air limbah domestik grey water merupakan sumber alternatif untuk memenuhi kebutuhan air untuk penyiraman/penghijauan tanaman, selain itu mengurangi volume dan beban pencemar air limbah yang mengalir ke sistem drainase kota atau badan air permukaan/sungai [6]. Fasilitas pengolahan air limbah domestik berupa IPAL pada lokasi INBIS Permata Bunda merupakan solusi untuk mengatasi pencegahan pencemaran air limbah domestik ke Sungai Api-Api dan sebagai upaya untuk pemanfaatan kembali air limbah reuse untuk keperluan penghijauan atau penyiraman tanaman pada lingkungan INBIS Permata Bunda dan Kampung Aren. Pengolahan air limbah dengan biofilter anaerob dan biofilter aerob atau kombinasi keduanya cukup efektif untuk mereduksi kadar organik limbah seperti BOD, COD, TSS, Amoniak, TDS dan Total Coliform dengan biaya operasional yang terjangkau [7]. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas IPAL Domestik INBIS untuk mereduksi beban pencemar organik % removal berdasarkan parameter baku mutu limbah domestik dari PerMenLHK Tahun 2016 yaitu parameter pH, BOD, COD, TSS, Minyak Lemak, Amoniak, dan Total Coliform. 2. Metodologi Penelitian Tempat dan Metode Penelitian Lokasi penelitian berada di Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL Domestik grey water Inkubator Bisnis INBIS Permata Bunda, Jalan A. Yani Gang Aren/ Kampung Aren, Kelurahan Api-Api, Kecamatan Bontang Utara, Kota Bontang-Kaltim. Berdasarkan metode pengambilan contoh air limbah [8], maka lokasi pengambilan air limbah yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas pengolahan air limbah domestik grey water dari IPAL Domestik INBIS dilakukan pada inlet atau sebelum air limbah masuk ke bak filtrasi, untuk lokasi titik pengambilan sampel selanjutnya sebagai perbandingan dilakukan pada outlet atau bak terakhir dari rangkaian unit pengolahan air limbah. Lokasi pengambilan sampel air limbah dapat dilihat Gambar 1. Prosedur Sampel air limbah pada inlet dan outlet dari IPAL dengan masing-masing volume 5 liter, selanjutkan dianalisis pada Laboratorium Penguji PT Pupuk Kaltim untuk setiap parameter berdasarkan baku mutu air limbah domestik. Hasil analisis laboratorium tersebut akan dilakukan perhitungan efesiensi reduksi beban pencemar untuk masing-masing parameter dalam air limbah domestik hasil pengolahan. Hasil perhitungan akan dibandingkan dengan baku mutu air limbah domestik yaitu PerMenLHK Tahun 2016. Serambi Engineering, Volume V, No. 4, Oktober 2020 hal 1306 - 1312 1308 p-ISSN 2528-3561 e-ISSN 2541-1934 Gambar 1. Lokasi IPAL domestik Grey Water INBIS di Kampung Aren dan lokasi titik sampling inlet dan outlet/bak kontrol Sumber Data primer, 2020 Hasil analisis dan perbandingan baku mutu tersebut akan diketahui efektifitas IPAL Domestik INBIS, pendekatan efektifitas IPAL Domestik INBIS dengan menggunakan rumus efisiensi sebagai berikut [9] E = 𝐶𝑜−𝐶𝑖𝐶𝑜 x 100% Dimana E = Efisiensi % Co = Konsentrasi Inlet IPAL Ci = Konsentrasi Outlet IPAL 3. Hasil dan Pembahasan Analisis Kualitas Air Limbah Berdasarkan dari hasil analisis Laboratorium Penguji PT Pupuk Kaltim pada titik inlet dan outlet IPAL Domestik INBIS diperoleh hasil pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil analisis kualitas air limbah Sumber Data primer, 2020 Ket *titik inlet tidak dilakukan analisis NH3 Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa analisis parameter pH dari hasil pengolahan air limbah dari kondisi asam pH 5,71 menjadi netral pH 7,31 pada outlet IPAL dan telah sesuai dengan baku mutu. Paramater Amoniak NH3 pada outlet hasil pengolahan adalah 1,14 mg/L nilai baku mutu 10 mg/L atau telah sesuai dengan baku mutu titik inlet tidak dilakukan analisis NH3, kondisi amoniak pada grey water yang telah sesuai dengan baku mutu karena polutan organik pada bak biofilter aerob akan menjadi gas, amoniak teroksidasi menjadi nitrit dan nitrat. Serambi Engineering, Volume V, No. 4, Oktober 2020 hal 1306 - 1312 1309 p-ISSN 2528-3561 e-ISSN 2541-1934 Sementara itu, total coliform pada inlet dan outlet hasil pengolahan IPAL adalah sebesar 2419,6 mg/L. Nilai tersebut cenderung sudah sesuai dengan nilai baku mutu yaitu 3000 mg/L. Karakteristik limbah domestik grey water berbeda dengan black water untuk kandungan total coliform, namun sebagai bahan evaluasi IPAL Domestik INBIS diharapkan dilengkapi dengan proses klorinasi menggunakan klorin sebagai disinfektan. Proses klorinasi bisa diletakkan untuk melengkapi bak kontrol pada akhir proses dimana proses klorinasi merupakan inaktivasi pathogen atau bakteri. Penggunaan klorin yang mudah larut dalam air dan efektivitas reduksi total coliform bisa mencapai 98%, penggunaan klorin sebagai disinfektan perlu memperhatikan residu klor yang dihasilkan [10]. Parameter BOD umumnya memiliki nilai yang lebih rendah dari COD, nilai BOD pada air limbah menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh mikroba untuk mendegradasi/mengoksidasi atau bahan organik sebagai bahan pencemar. Sedangkan nilai COD yang lebih tinggi dari BOD karena beban pencemar senyawa kimia yang dapat dioksidasi secara kimia lebih besar dari pada oksidasi secara biologis [9]. Kualitas inlet parameter BOD dan COD pada Tabel 1 menunjukkan nilai yang melebihi baku mutu, nilai BOD dan COD yang tinggi atau melebihi baku mutu menunjukkan tingkat pencemaran kualitas air limbah [11]. Efektivitas proses pengolahan pada IPAL Domestik INBIS dengan dengan kombinasi biofilter anaerob dan biofilter aerob untuk parameter BOD dan COD pada inlet dan outlet dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Efektivitas proses pengolahan IPAL domestik grey water INBIS di Kampung Aren terhadap parameter BOD Sumber Data primer, 2020 Gambar 3. Efektivitas proses pengolahan IPAL domestik grey water INBIS di Kampung Aren terhadap parameter COD Sumber Data primer, 2020 Inlet OutletBOD 145 23,4020406080100120140160Nilai BOD mg/L Inlet OutletCOD 1495 62,902004006008001000120014001600Nilai COD mg/L Serambi Engineering, Volume V, No. 4, Oktober 2020 hal 1306 - 1312 1310 p-ISSN 2528-3561 e-ISSN 2541-1934 Efektivitas proses pengolahan air limbah domestik grey water pada IPAL Domestik INBIS untuk parameter BOD adalah 83,86% dan untuk parameter COD adalah 96,79%. Efektivitas proses pengolahan berbanding lurus dengan pemenuhan baku mutu air limbah sesuai dengan PerMenLHK Tahun 2016. Nilai parameter BOD pada outlet IPAL adalah 23,4 mg/L dengan nilai baku mutu 30 mg/L, sedangkan untuk parameter COD nilai pada outlet IPAL adalah 62,9 mg/L dengan nilai baku mutu 100 mg/L. Parameter TSS merupakan parameter visual yang menyebabkan kekeruhan pada air limbah. Nilai TSS dengan konsentrasi tinggi mempengaruhi penetrasi sinar matahari pada perairan sehingga mengganggu proses fotosintesis [12], bahan organik pada air limbah yang menyebabkan kekeruhan terdiri dari senyawa selulosa, lemak, protein atau berupa mikroorganisme [13]. Parameter minyak lemak merupakan karakteristik organik pada air limbah domestik, tumpukan minyak pada unit pengolahan dapat menyebabkan sumbatan saluran. Minyak lemak umumnya berasal dari dapur pada setiap kegiatan rumah tinggal, minyak lemak merupakan bahan organik yang bersifat biodegradable sehingga keberadaannya pada perairan umum dapat membahayakan kehidupan mikroorganisme lain dalam air [14]. Efektivitas proses pengolahan pada IPAL Domestik INBIS dengan kombinasi proses filtrasi dan sedimentasi pada inlet dan outlet untuk parameter TSS dan minyak lemak dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Efektivitas proses pengolahan IPAL domestik grey water INBIS di Kampung Aren terhadap parameter TSS Sumber Data primer, 2020 Gambar 5. Efektivitas proses pengolahan IPAL domestik Grey Water INBIS di Kampung Aren terhadap parameter minyak lemak Sumber Data primer, 2020 Inlet OutletTSS 141 61020406080100120140160Nilai TSS mg/L Inlet OutletMinyak Lemak 26,6 0,625051015202530Minyak Lemak mg/L Serambi Engineering, Volume V, No. 4, Oktober 2020 hal 1306 - 1312 1311 p-ISSN 2528-3561 e-ISSN 2541-1934 Efektivitas proses pengolahan air limbah domestik grey water pada IPAL Domestik INBIS untuk parameter TSS adalah 56,73% dan untuk parameter Minyak Lemak adalah 97,65%, efektivitas proses pengolahan berbanding lurus dengan pemenuhan baku mutu air limbah sesuai dengan PerMenLHK Tahun 2016, untuk parameter Minyak Lemak nilai pada outlet IPAL adalah 0,625 mg/L dengan nilai baku mutu 5 mg/L, sedangkan untuk parameter TSS nilai pada outlet IPAL adalah 61 mg/L dengan nilai baku mutu 30 mg/L, indikator parameter TSS hasil pengolahan masih belum memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan. Efektivitas dari nilai TSS yaitu 56,73% masih dapat ditingkatkan sehingga dapat memenuhi baku mutu dengan cara mengevaluasi ketebalan media filter pada filtrasi, waktu tinggal waktu pengendapan pada sedimentasi akhir dapat menjadi optimal. Analisis Pengolahan IPAL Proses pengolahan air limbah domestik pada IPAL Domestik INBIS Permata Bunda untuk air limbah grey water memiliki efektivitas reduksi berkisar antara 56,73%-97,65%. Efektivitas tertinggi ditunjukkan oleh parameter minyak lemak dan yang terendah adalah parameter TSS. Efektivitas untuk parameter minyak lemak didukung dari proses pemisahan minyak lemak menggunakan grease trap pada saluran pembawa limbah menuju inlet IPAL yang bekerja optimal. Optimalisasi grease trap telah terbukti mampu memisahkan minyak lemak pada air limbah dengan memanfaatkan massa jenis minyak lemak yang lebih ringan dari pada air minyak 0,8 m3/g, lemak 0,8-0,9 m3/g, dan air 1 m3/9 [14]. Efektivitas parameter TSS pada IPAL Domestik INBIS cenderung belum mencapai optimal atau belum memenuhi standar baku mutu. Namun demikian, dapat ditingkatkan dengan cara menambah ketebalan media filter serabut sapu ijuk, kerikil dan arang aktif pada bak filtrasi dan menambah waktu tinggal pada bak sedimentasi akhir. Penambahan media filter dan waktu tinggal pada bak sedimentasi berbanding lurus dengan penurunan nilai TSS [15]. Pengolahan air limbah domestik dengan reaktor biologis menggunakan proses biofilter anaerob media sarang tawon lalu dilanjutkan dengan proses biofilter aerob menggunakan blower aerasi memiliki nilai efektivitas untuk parameter BOD adalah 83,86% dan untuk parameter COD adalah 96,79%. Nilai efektivitas kedua parameter tersebut dalam menurunkan beban pencemaran menunjukkan persentase diatas 80%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil pengolahan pada outlet IPAL telah sesuai dengan baku mutu yang dipersyaratkan. Proses biologis pada bak biofilter anaerob memberikan kesempatan secara alami untuk perkembangbiakan mikroorganisme yang melekat pada permukaan media biofilm, sehingga lapisan lendir atau biofilm tersebut menebal. Mikroorganisme tersebut nantinya membantu proses degradasi senyawa organik pada air limbah [16]. Setelah dari bak biofilter anaerob, air limbah akan mengalir menuju bak biofilter aerob untuk penguraian zat organik oleh mikroorganisme dengan bantuan oksigen. Suplai oksigen untuk mikroorganisme diperoleh dari aerator yang menghasilkan gelembung udara yang menyebabkan terjadinya proses flotasi zat organik yang selanjutkan akan diendapkan pada bak sedimentasi akhir [7]. 4. Kesimpulan Proses pengolahan air limbah domestik pada IPAL Domestik INBIS Permata Bunda untuk air limbah grey water memiliki efektivitas reduksi berkisar antara 56,73%-97,65% dan telah memenuhi baku mutu untuk parameter pH, BOD, COD, Amoniak, minyak lemak dan Total Coliform. Namun, untuk nilai parameter TSS dan Total Coliform cenderung masih memerlukan evaluasi operasional IPAL agar lebih optimal, sehingga memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan. Air limbah domestik grey water dari hasil pengolahan IPAL Domestik INBIS berpotensi menjadi sumber air alternatif untuk penyiraman tanaman penghijauan jika hasil pengolahan telah sesuai dengan baku mutu. 5. Ucapan Terima Kasih Author mengucapkan terima kasih kepada Departemen Corporate Social Responsibility CSR, PT. Pupuk Kaltim PKT, Bontang dan Inkubator Bisnis Permata Bunda, Bontang yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. 6. Referensi [1] Badan Standar Nasional, Metode Pengambilan Contoh Air Limbah, BSN, Jakarta, 2008. [2] M. Busyairi, Dewi, dan Widodo, “Efektivitas Kaporit pada Proses Klorinasi terhadap Penurunan Bakteri Coliform dari Limbah Cair Rumah Sakit X Samarinda,” Jurnal Manusia dan Lingkungan, PSLH UGM, 156-162, 2016. Serambi Engineering, Volume V, No. 4, Oktober 2020 hal 1306 - 1312 1312 p-ISSN 2528-3561 e-ISSN 2541-1934 [3] R. Christiana, Anggraini, dan H. Syahwanti, “Analisis Kualitas Air dan Status Mutu serta Beban Pencemar Sungai Mahap di Kabupaten Sekadau Kalimantan Barat,” Jurnal Serambi Enggineering, 941-950, 2020. [4] E. Eriksson, K. Auffarth, M. Henze, and A. Ledin, Characteristics of Grey Wastewater, Denmark UrbanWater, 2002. [5] N. Hariyani dan S. Sarto, “Evaluasi Penggunaan Biofilter Anaerob-Aerob untuk Meningkatkan Kualitas Air Limbah Rumah Sakit,” BKM Journal of Community Medicine and Public Health, 199-204, 2018. [6] Y. Kusumawardani, S. Subekti, dan Soehartono, “Potensi dan Pengaruh Batang Pisang sebagai Media Filter pada Pengolahan Air Limbah Pencucian Kendaraan bermotor,” Jurnal Presipitasi, 196-204, 2019. [7] Lolo & Pambudi, “Penurunan Parameter Pencemar Limbah Cair Industri Tekstil secara Koagulasi Flokulasi Studi Kasus IPAL Kampung Batik Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia,” Jurnal Serambi Engginering, 1090-1098, 2020. [8] D. Nababan, Juniati, Purba, Brahmana dan Silitonga, “Kemampuan Biofilter Anaerob berdasarkan Jenis Media dalam Pengolahan Air Limbah Domestik Tahun 2016,” Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdal I/BB Medan, 105-112, 2019. [9] Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Baku Mutu Air Limbah Domestik No. Tahun 2016, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Jakarta, 2016. [10] S. Qomariyah & Kusumasari, “Perencanaan Bangunan Pengolahan Grey Water Rumah Tangga dengan Lahan Basah Buatan dan Proses Pengolahannya,” e-jurnal Matriks Teknik Sipil, UNS, 939-945, 2016. [11] Sidhi, M. Raharjo dan Yunita, “Hubungan Kualitas Sanitasi Lingkungan dan Bakteriologis Air Bersih terhadap Kejadian Diare pada Balita Wilayah Kerja Puskesmas Adiwerna Kabupaten Tegal,” Jurnal Kesehatan Masyarakat, 665-676, 2016. [12] A. Sumantri & Cordova, “Dampak Limbah Domestik Perumahan Skala Kecil terhadap Kualitas Air Ekosistem Penerimanya dan Dampaknya terhadap Kesehatan Masyarakat,” Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, 127-134, 2011. [13] Susanthi, Purwanto dan Suprihatin, “Evaluasi Pengolahan Air Limbah Domestik dengan IPAL Komunal di Kota Bogor,” Jurnal Teknologi Lingkungan, 229-238, 2018. [14] S. Yudo, S.& Said, N. I. 2018. Studi Kasus Air Sungai Ciliwung di Wilayah DKI Jakarta. Jurnal Teknologi Lingkungan, 13-22. [15] S. Yudo & Said “Masalah Pencemaran Air di Jakarta, Sumber dan Alternatif Penanggulangannya,” Jurnal Teknologi Lingkungan, 199-206, 2001. [16] T. Zaharah, Nurlina, dan Moelyani, R., “Reduksi Minyak, Lemak dan Bahan Organik Limbah Rumah Makan Menggunakan Grease Trap Termodifikasi Karbon Aktif,” Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan, 23-32, 2017. Zulfikar ZulfikarNasrullah Nasrullah Kartini KartiniWiwit AditamaBACKGROUND Domestic wastewater can cause health problems and pollute groundwater sources. Such pollution not only has a negative impact on health and the environment, but also on the cost in providing clean water. AIM The outcome of domestic wastewater treatment through a proper technique is expected to meet the clean water quality standard for sanitation purposes. MATERIALS AND METHODS The experiment was conducted to determine the effect of Hydraulic Retention Time HRT on the levels of Biochemical Oxygen Demand BOD and Total Suspended Solid TSS of domestic wastewater. The experiment was carried out with 6 variations of HRT, namely 1 hour, 2 hours, 4 hours, 6 hours and 8 hours with 4 repetitions. The media running process was carried out for 14 days until the reactor condition was in steady state. RESULTS The results showed that the removal values for COD, Oil and Fat, Ammonia and Total Coliform parameters were and respectively. Based on the variation of HRT of 1 hour, 2 hours, 4 hours, 6 hours and 8 hours on the BOD parameter, the removal values obtained were and respectively. Furthermore, for the TSS parameter, the values obtained were and respectively. CONCLUSION HRT was proven to have a significant effect on the levels of BOD and TSS of domestic wastewater with a p-value of Sungai Mahap is used by the people of Nanga Mahap Village, Nanga Mahap District, Sekadau Regency for daily needs such as cooking, transportation and even consumption as drinking water. Utilization is done by the community because this area has not been flooded with clean water facilities. The quality and status of the Mahap River water quality standard needs to be further examined to study the feasibility of water as an air source used by the community regarding the importance of increasing plantation activities upstream. This research uses descriptive method using quantitative. Air sampling was conducted using a sample survey method with proposed parameters namely BOD, COD, pH, DO, TSS and NH3. Water quality testing is based on Government Regulation No. 82 of 2001 and determines the status of water quality using the STORET method and the pollution index based on the Decree of the Minister of Environment of 2003. In this study, the river pollution load was also calculated. The results show that the composition of BOD, COD, and Fe has exceeded the specified quality standards. The water quality status of the Mahap River is classified as moderate to severe based on the STORET method and Pollution Index. The highest river pollution load occurs at point II, in the dry season at kg/day and in the rainy season at kg/day PemanfaatanLimbah Cair Ternak Sebagai Pupuk Organik Cair Pada Kelompok Tani Segar Indah Di Kelurahan Kulim-Kota Pekanbaru oleh: MUFTI Terbitan: (2013) Evaluasi sistem pengolahan limbah cair di instalasi pengolahan air limbah domestik kecamatan batu kota batu malang oleh: Karina, Putri Indira Terbitan: (2014) Berdasarkan data Indonesia menjadi negara ke-2 di dunia yang memiliki sistem sanitasi terburuk. Menurut data PBB, 63 juta penduduk Indonesia masih melakukan buang air besar BAB sembarangan di sungai. Hal ini disebabkan karena belum memiliki toilet yang memadai, sebagian besar masyarakat tidak memiliki saluran air buangan khusus untuk limbah cair rumah tangga. Baca Lebih Lanjut Bahaya Tanah Yang Tercemar Limbah B3 Dikarenakan kebiasaan buruk yang sudah tertanam lama, tingkat pendidikan rendah, dan faktor ekonomi masyarakat Indonesia yang mayoritas menengah ke bawah. Menurut WHO kebanyakan sanitasi buruk terjadi di wilayah pedesaan yaitu sekitar 60% penduduk. Masyarakat lebih memilih BAB di sungai, laut, bahkan di pekarangan rumah. Sanitasi yang buruk ini dapat berdampak terhadap kesehatan manusia akibat penyakit, pencemaran terhadap air, tanah, permukaan dan kualitas tanah menjadi menurun. Pengertian Sanitasi merupakan salah satu sistem pembuangan air limbah yang umumnya digunakan di skala rumah tangga maupun sektor pertanian dan peternakan. Sanitasi yang baik mencerminkan pengelolaan limbah cair dengan menggunakan saluran air buangan khusus untuk nantinya dikelola lebih lanjut. Fasilitas ini penting mengingat setiap orang menghasilkan limbah cair domestik dibutuhkan sistem untuk tetap menjaga rumah dan seisinya tetap sehat dan bersih. Sanitasi yang baik juga harus berbanding lurus dengan penyediaan air bersih untuk tetap menjaga keseimbangannya. Air limbah sendiri yang merupakan salah satu limbah cair merupakan air yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga dan industri. Air limbah tidak bisa dibuang ke lingkungan karena kandungan yang ada di dalamnya dapat memberikan dampak negatif terhadap manusia maupun lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan pengolahan terlebih dahulu sebelum limbah ini dibuang ke lingkungan melalui sistem sanitasi yang baik. Sistem Sanitasi yang Baik Terdapat tiga jalur sebagai sumber air limbah rumah tangga dihasilkan, yakni kamar mandi termasuk wastafel, toilet atau WC, dan dapur. Air limbah yang berasal dari toilet atau WC tidak boleh berada dalam satu saluran yang sama dengan air limbah yang berasal dari kamar mandi maupun dapur. Hal ini karena konsentrasi pencemar biologis dari ketiga sumber tersebut berbeda sehingga sistem pengolahannya pun harus dipisah. Salah satu sistem pengolahan air limbah yang dapat digunakan adalah septic tank. Septic tank merupakan sistem sanitasi yang terdiri dari beberapa bagian, yakni saluran pipa dari toilet atau WC, bak penampungan limbah cair dan padat, serta saluran pipa air bersih dan udara. Beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam membangun septic tank antara lain Minimal jarak antara septic tank dan sumur air bersih minimal 10 meter Terdapat ruang lumpur sebagai tempat menyimpan limbah cair dengan konsentrasi air yang sedikit dan dibuat dengan kemiringan tertentu serta dapat menampung lumpur rata-rata 30-40 liter/orang/tahun. Waktu pengambilan lumpur biasanya antara 2-4 tahun Terdapat daerah resapan dengan waktu tinggal minimal 24 jam Jumlah air limbah yang masuk ke septic tank antara 70-90% dari jumlah penggunaan air bersih. Saluran pipa air masuk tangki harus lebih tinggi 2,5cm dari saluran pipa air keluar Septic tank harus dilengkapi dengan man hole dan saluran udara Universal Eco telah menerapkan sistem sanitasi yang baik khususnya untuk limbah cair domestik yang berasal dari kegiatan operasional di fasilitas MRF Material Recovery Facility kami. Universal Eco hadir melayani Pengelolaan Limbah B3 yang berasal dari berbagai jenis industri. Limbah B3 dapat menimbukan dampak negatif yang serius bagi lingkungan jika tidak ditangani dengan baik. Universal Eco menawarkan pengangkutan, pemanfaatan, dan pengolahan limbah B3 yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan agar pencemaran lingkungan dari bahan berbahaya dapat dihindari.
Berikutini bisa Anda ikuti beberapa cara pengolahan limbah rumah tangga. 1. Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Sampah organik menjadi jenis limbah rumah tangga yang hampir setiap harinya dihasilkan. Limbah ini dihasilkan dari sisa makanan, buah, sayuran, dan sejenisnya.
Pengertian Limbah Rumah Tangga Tips Pengelolaan Limbah Rumah Tangga – Setiap makhluk hidup yang melakukan aktivitas pasti akan berkaitan dengan proses produksi limbah. Menurut UU tahun 2008 dan PP tahun 1999, limbah adalah produk sisa suatu usaha atau kegiatan makhluk hidup. Hampir serupa dengan pengertian sampah, produk sisa dari pengertian limbah sendiri diketahui berasal dari proses aktivitas yang lebih kompleks tidak sesederhana dari pengertian sampah. Dilansir dari pengertiannya saja, sebenarnya individu-individu masyarakat pun pasti menjadi salah satu agen’ penyedia limbah yang beredar ke lingkungan. Contoh yang paling dekat adalah limbah rumah tangga. Limbah rumah tangga sendiri merupakan sisa-sisa pembuangan dari aktivitas yang dilakukan di tempat tinggal. Baik aktivitas memasak, mencuci, menyiram, dan sebagainya. Melalui aktivitas-aktivitas ini limbah rumah tangga pun diketahui dapat berbentuk padat maupun cair. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, setiap tahunnya limbah rumah tangga memiliki porsi yang sangat besar dari keseluruhan limbah yang terbuang di tempat pembuangan akhir atau perairan. Dampaknya yang dihasilkan pun negatif dimana dapat mencemari segala ekosistem kehidupan baik di tanah, air, maupun udara. Pencemaran yang dimaksud merupakan hasil. Jenis Limbah Rumah Tangga Jenisnya berdasarkan jenis senyawanya sebagai berikut Limbah Organik Limbah organik berasal dari makhluk hidup alami dan sifatnya mudah membusuk atau terurai. Beberapa contoh limbah organik seperti dedaunan, kulit telur, kulit pohon, kotoran hewan, kotoran manusia, sisa-sisa sayuran, dan tulang hewan. Limbah Anorganik Limbah anorganik adalah jenis yang tidak dapat atau sulit terurai dan busuk secara alami oleh mikroorganisme pengurai. Contohnya seperti sisa sabun cuci, sampah kantong plastik, sisa kain yang sudah tidak dapat digunakan, sampah botol plastik bekas minuman, dan sampah dari logam. Limbah B3 Ada limbah bahan berbahaya dan beracun B3. Ini adalah jenis limbah yang dapat mencemarkan, membahayakan lingkungan, kesehatan, dan kelangsungan makhluk hidup akibat sifat-sifat limbah B3 dalam pengelolaan sampah memang memerlukan penanganan khusus. Hal ini karena mengandung senyawa yang mudah meledak, beracun, berbahaya, bersifat mengiritasi, dan korosif. Baca Juga Contoh Limbah B3 Rumah Tangga dan Penanganannya Tips Pengelolaan Limbah Rumah Tangga Jika sudah mengetahui dampak negatif yang dihasilkan tersebut benar-benar mengerikan, kini sudah saatnya Anda memulai untuk lebih hirau dari limbah rumah tangga yang terbuang. Nah, untuk langkah awalnya, Anda dapat mengikuti tips sederhana dalam pengelolaan di bawah ini. Pisahkan limbah rumah tangga antara sampah organik dan anorganik Pisahkan sampah organik dan anorganik yang dihasilkan sampah rumah tangga. Pemisahkan sampah organik dan non-organik bisa memudahkan pemilihan dan penggunaan kembali jenis sampah sesuai dengan memilah sampah anorganik dengan memisahkan masing-masing kategori turunannya, seperti plastik kantong kresek, kemasan plastik, dan sebagainya, kertas, kemasan tetra pack, kaleng, dan beling. Sampah anorganik ini dapat di recycle atau di reuse sehingga sampah tidak berakhir di TPA dan memiliki nilai ekonomis Serahkan sampah anorganik ke lembaga pengolahan sampah Cukup banyak lembaga-lembaga yang menerima sampah anorganik untuk diolah kembali dan tempat penampungan dan pengolahan sampah juga bekerja sama dengan komunitas yang peduli dengan lingkungan. Membuat Kompos Langkah termudah dalam meminimalisasi dan mengelola limbah rumah tangga yang paling awam dan umum dilakukan adalah mengubah sampah organik menjadi kompos. Langkah ini dapat dilakukan apabila melakukan pemilahan terlebih dahulu antara sampah organik dan sampah anorganik. Limbah organik dapat ditemukan dari hasil memasak atau makan. Beberapa diantaranya seperti sisa sayuran, buah dan kulit, maupun biji-bijian. Untuk menjadikannya lebih bermanfaat, Anda dapat memfungsikan kembali sisa-sisa botol plastik atau wadah plastik yang hendak dibuang menjadi media tanam. Dari kombinasi ini, Anda sudah bisa menciptakan aktivitas berkebun yang bisa dimanfaatkan kembali untuk konsumsi Anda sehari-hari. Menanam Tanaman Penyerap Zat Pencemar Seperti yang telah disebutkan pada penjelasan limbah rumah tangga, proporsi limbah air merupakan yang paling besar karena meliputi berbagai aktivitas seperti mandi, mencuci, dan sebagainya. Untuk meminimalisasi pencemaran zat dari deterjen atau alat kebersihan yang terbuang, Anda bisa menanam selokan atau parit yang terletak di depan hunian Anda dengan tanaman air yang memiliki peran dalam menyerap zat pencemar. Adapun tanaman-tanaman tersebut yakni bunga ungu Pontederia cordata,lidi air Futoy ruas, bunga coklat Typha angustifolia, dan melati air Echinodorus palaefolius. Sistem Pengolahan Air Sederhana Masih berkaitan dengan peminimalisasian limbah air tersebut, ada juga langkah yang lebih advanced dan lebih menguntungkan. Anda dapat membuat sistem pengolahan air limbah sederhana SPAL di salah satu bagian tempat tinggal Anda. SPAL sederhana ini pada dasarnya terbagi menjadi dua wadah dan khusus difungsikan untuk menangani limbah air cucian untuk dapat dipergunakan berulang dengan fungsi yang sama. Wadah pertama yakni wadah pengumpul untuk menangkap sampah, pasir, dan minyak serta yang wadah kedua adalah tangki resapan untuk menyaring sisa-sisa material sebelumnya. Kelola Sampah Elektronik E-waste melalui Patron E-waste atau sampah elektronik mempunyai dampak buruk untuk kesehatan dan lingkungan jika sudah tidak terpakai lama dan tersimpan dirumah. Dengan mengkategorikan E-waste dirumah dan memilih badan atau perusahaan yang memiliki izin dan berpengalaman dalam mengelola E-waste dari penjemputan, penyimpanan dan sampai pengelolaan. Baca Juga Kemana Semestinya Kita Buang Limbah Elektronik Rumah Tangga? Universal Eco hadir dengan menyediakan fasilitas pengelolaan E-waste yang bersumber dari masyarakat yang diberi nama Patron. Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami disini untuk informasi lebih lanjut agar kamu bisa ikut berkontribusi atau hubungi di whatsapp disini .
  • 1s8x63vf4g.pages.dev/244
  • 1s8x63vf4g.pages.dev/193
  • 1s8x63vf4g.pages.dev/140
  • 1s8x63vf4g.pages.dev/62
  • 1s8x63vf4g.pages.dev/311
  • 1s8x63vf4g.pages.dev/283
  • 1s8x63vf4g.pages.dev/142
  • 1s8x63vf4g.pages.dev/250
  • 1s8x63vf4g.pages.dev/142
  • sistem pengolahan air limbah rumah tangga sederhana